PERKEMBANGAN PKLH DI INDONESIA
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
adalah suatu program kependudukan untuk membina anak didik memiliki
pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung
jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
berasal dari dua konsep dasar pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan
pendidikan kelestarian lingkungan hidup.[1]
Sedangkan yang dimaksud dengan kependudukan adalah sejumlah orang yang tinggal
disuatu wilayah atau daerah dengan segala kebudayaan, tata kehidupan dan adanya
peraturan pemerintahan yang mengaturnya. Sementara
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan segala makhluk hidup,
makhluk tak hidup, dan daya serta manusia dengan segala perilakunya, yang
saling berhubungan secara timbal balik, jika ada perubahan salah satu komponen
akan mempengaruhi komponen lainnya.[2]
Pengenalan program Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup (PKLH) di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 1981 yaitu
ditandai dengan dibukanya jurusan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
pada Pasca Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta. Yang
sekaligus merupakan bentuk respon sektor pendidikan terhadap deklarasi PBB. Sehingga
semua insan pembangunan sebagai lulusan sekolah memiliki etika lingkungan.
Implementasi program PKLH di sekolah (SD, SLTP, SMU) secara implisit sudah
diperkenalkan melalui kurikulum 1984. Kemudian Pada tahun 1986, pendidikan
lingkungan hidup dan kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan
dibentuknya mata pelajaran “Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
(PKLH)”. Depdikbud merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam
semua mata pelajaran.[3]
Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini
berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.
Di tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan
Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap
pendidikan lingkungan. Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak
dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Selain itu, terbit Memorandum
Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei 1996.
Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) Depdikbud juga terus mendorong pengembangan dan pemantapan
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah antara lain melalui
penataran guru, penggalakkan bulan bakti lingkungan, penyiapan Buku Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) untuk Guru SD,
SLTP, SMU dan SMK, program sekolah asri, dan lain-lain.
Sementara itu, LSM maupun perguruan tinggi
dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup melalui kegiatan seminar,
sararasehan, lokakarya, penataran guru, pengembangan sarana pendidikan seperti
penyusunan modul-modul integrasi, buku-buku bacaan dan lain-lain. Pada tanggal
5 Juli 2005, Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan
SK bersama nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan
pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Di dalam keputusan bersama ini,
sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara integrasi
dengan mata ajaran yang telah ada.[4]
SASARAN DALAM PKLH
PKLH pada dasarnya adalah dua
program pendidikan yang berbeda pada konsep dasar tujuannya namun banyak persamaan dalam objek
kajiannya. Pendidikan kependudukan meletakkan sasaran utamanya pada perubahan
sikap dan perilaku pada masalah reproduksi dan persebaran penduduk secara
rasional dan tanggung jawab.
Pendidikan
lingkungan hidup meletakkan sasaran utamanya pada upaya perubahan sikap dan
perilaku pada masalah pengelolaan sumber daya alam secara rasional dan tanggung
jawab pula. Namun pengkajian mewujudkan bahwa sebenarnya kedua sasaran dari
kedua program pendidikan tersebut bermuara pada pantai yang sama yaitu
tercapainya peningkatan kualitas hidup manusia dalam arti yang luas. Dibawah
ini dikemukakan persamaan dan perbedaan dari pendidikan kependudukan dan
pendidikan lingkungan hidup.[5]
Kesamaan antara kedua
program adalah sebagai berikut :
1. Obyek
kajian dan strategi pelaksanaannya
·
Dinamika kependudukan dan integrasi
perilakunya terhadap lingkungan sosial, ekonomi, dan fisiknya
·
Strategi pendekatan pelaksanaannya:
disekolah dan luar sekolah
·
Pendekatan multidisiplin dengan
mengintegrasikan fakta, koseo, prinsip, teori kependudukan dan lingkungan hidup
kedalam berbagai studi yang relevan
·
Hasil PK dan PLH untuk menunjang
terbinanya kualitas hidup penduduk.
2. Sasaran
antara kedua program
·
sasaran PK yaitu perubahan sikap dan
perilaku tentang pengendalian dan penyebaran kependudukan yang rasional dan
tanggung jawab
·
sasaran PLH yaitu perubahan sikap dan
perilaku tentang pengolahan lingkungan hidup, yang rasional dan tanggung jawab.
Setelah
dikaji secara luas dan mendalam oleh departemen P dan K dan BKKBN kedua progam
pendidikan dinyatakan mungkin dapat dipersatukan menjadi program pendidikan
kependudukan dan lingkungan hidup. [6]
Sehingga
kemudian aspek-aspek yang disasar dalam PKLH adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran
Membuat
individu dan kelompok masyarakat agar sadar serta peka terhadap totalitas
lingkungan dan permasalahannya.
b. Pengetahuan
Membekali
individu dan kelompok masyarakat dengan pengetahuan dasar mengenai totalitas
lingkungan, permasalahan, serta peranan dan tanggung jawab manusia.
c. Sikap
Mendorong
individu dan kelompok masyarakat agar memiliki nilai-nilai sosial, kepekaan dan
kepedulian terhadap lingkungan, serta motivasi untuk partisipasi aktif dalam
perlindungan dan peningkatannya.
d. Keterampilan
Membantu
individu dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan keterampilan yang
diperlukan dalam memecahkan permasalahan lingkungan hidup.
e. Kemampuan
Evaluasi
Meningkatnya
kemampuan individu dan kelompok masyarakat agar dapat mengkaji program- program
pembangunan dilihat dari segi ekologis, politis, ekonomi, sosial, estetika,
maupun faktor pendidikan.
f. Partisipasi
Mengembangkan
rasa tanggung jawab pada individu dan kelompok masyarakat serta member peluang
agar dapat terlibat secara aktif memecahkan berbagai permasalahan lingkungan.[7]
TUJUAN PKLH
PKLH adalah suatu program kependudukan untuk
membina anak didik memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku yang
rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk
dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kemudian objek
yang menjadi medan studi PKLH selalu berkaitan dengan masalah kependudukan dan
kelestarian lingkungan hidup.
Dari
semua uraian tersebut maka tujuan dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup (PKLH) adalah sebagai berikut :
1.
Mengembangkan
pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup.
2.
Mengembangkan
kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
3.
Menumbuhkan
kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup.
4.
Mengembangkan
pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara penduduk dengan
lingkungan hidup.
5.
Mengembangkan
sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi yang menjamin
kelangsungan hidup manusia.
6.
Mengembangkan
keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup.
7.
Mengembangkan
partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian
lingkungan hidup.[8]
Sedangkan tujuan PKLH untuk mahasiswa IKIP
atau FIP mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Agar
mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran mngenai faktor-faktor yang
menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara
perkembangan kependudukan dengan program pembangunan untuk menaikkan tingkat
hidup rakyat.
2) Agar
mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dalam besar
kecilnya terhadap situasi kehidupan
dalam lingkungan keluarga masyarakat
3) Agar
mahasiswa memiliki sikap yang rasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan
hidup bangsa (negara) dan dunia
4) Agar
mahasiswa memiliki sikap yang rasional dan bertanggungjawab dalam lingkungan
kehidupan masyarakat dan keluarga.[9]
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah membentuk warga negara yang berwawasan
kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala
perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan
hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam hubungannya dengan
lingkungan hidupnya.[10]
MANFAAT PKLH
Setelah mengetahui tentang tujuan
PKLH maka selanjutnya adalah apa manfaat yang dapat diambil setelah mempelajari
PKLH itu sendiri. PKLH adalah suatu program yang dikhususkan untuk membentuk
pribadi peserta didiknya lebih peka terhadap masalah-masalah kependudukan dan
lingkungan hidup. Dari mempelajari PKLH tentu saja diharapkan keluran yang
didapat dari situ mempunyai manfaat besar bagi lingkungan dan kependudukan.
Saat ini dunia dihadapkan kepada
berbagai krisis yang mencemaskan. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu dahsyat dan menakjubkan telah merubah dan membawa perbaikan pada
kehidupan manusia di bumi ini. Umur manusia semakin panjang, berbagai penyakit
seperti malaria, tipus, TBC dan lain-lain dapat diobati dengan
penemuan-penemuan di bidang kedokteran dan obat-obatan. Kematian bayi, anak dan
ibu dapat diberantas. Akibatnya adalah pertambahan penduduk dari 3,8 milyar
orang tahun 1950 an menjadi 6,1 milyar pada tahun 1999. Tambaan 2 milyar orang
lebih dalam waktu kurang dari 50 tahun. Tambahan penduduk ini berupa bayi yang
tumbuh menjadi anak, anak dewasa dan seterusnya. Ledakan jumlah penduduk
memerlukan sandang, pangan, papan, pelayanan kesehatan dan pendidikan keamanan,
transportasi, rekreasi dan lain sebagainya agar mereka dapat hidup layak.
Kebutuhan
hidup manusia ini didapatkan sebagian besar dari dukungan alam. semakin banyak
manusia semakin intensif dan ekspensif penggunaan alam yang dilaksanakan oleh
manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi yang dibarengi dengan
pertumbuhan industri secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan
bermilyar-milyar manusia tadi, telah mengakibatkan semakin menurunnya mutu alam
lingkungan hidup manusia tadi. Manusia melupakan bahwa daya dukung plenet bumi
untuk memberikan kehidupan terbatas.
Sekarang
keadaan sudah sampai ke titik kritis. Hal ini terjadi karena dua kekuatan besar
saling mendukung dan memperkuat, ialah:
1. Pertumbuhan
jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet dengan daya dukung
yang terbatas untuk menghidupinya dan menampung sampah hasil kehidupannya.
2. Teknologi
tidak terbatas yang dibarengi dengan sika manusia untuk mendominasi dan
menghabiskan alam lingkungannya[11]
Krisis
yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini harus segera kita hadapi dan
kita pecahkan bersama. Pertumbuhan penduduk harus kita atur. Sikap kita untuk
secara tidak bertanggung jawab
mengeksploitasi dan merusak alam lingkungan bagi keenakan dan kemudahan hidup
kita harus kita rubah.
Untuk itu Pendidikan Kependudukan
dan Lingkungan Hidup (PKLH) dirasa dan mutlak diperlukan sebagai salah satu
alternatif guna menjawab tantangan masalah kependudukan dan lingkungan hidup
yang berkembang saat ini dan yang akan datang. Sehingga manfaat yang dapat
diambil dari PKLH adalah Terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki
pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam melestarikan
dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menjawab berbagai tantangan
mengenai masalah kependudukan yang semakin kompleks.[12]
Berarti
jika kita melihat dari tujuan awal PKLH dapat
dikatakan bahwa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Memberikan
wawasan lingkungan hidup kepada seluruh stakeholder khususnya pada sektor
pendidikan, warga sekolah dan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan
lingkungan.
2. Meningkatkan
pengetahuan, kesadaran dan keterampilan bagi usia dini sebagai cerminan prilaku
yang rasional dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
3. Menyiapkan
sumber daya manusia yang memiliki sikap profesional sesuai dengan tuntutan
perkembangan iptek dan tuntutan pembangunan berkelanjutan.
4. Memahami
konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan menampilkan sikap
apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing
khususnya.
5. Menampilkan
kreatifitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan daya dukung
lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan.
6. Membiasakan
peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya
alam serta gerakan pemanfaatan, penataan, pengembangan, pemeliharaan dan
pemulihan lingkungan hidup di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
7. Meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan untuk menuju
suatu kondisi daerah yang aman, nyaman dan tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Arianto, Dkk. 1988. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Johosua.
1989. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan
Hidup Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
M.
Jusuf. 1999. “Pendidikan Kependudukna Dan Lingkunga Hidup Dalam Pembangunan
Berkelanjutan. Jakarta: IKIP Jakarta.
Joko
Tri Prasetyo. 1998. Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
http://niki-sp2.blogspot.com/,
diakses pada 18 Februari 2014.
[4]Ibid.
[5]M. Jusuf, “Pendidikan
Kependudukna Dan Lingkunga Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan”,(Jakarta:
IKIP Jakarta,1999), hlm. 4.
[7]Johosua, Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup (Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, 1989), Hlm. 201.
[9]Ismail Arianto, Dkk, Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup
(Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988), Hlm. 145.
[10] Joko Tri Prasetyo, Op.cit Hlm. 248.
[11]M. Jusuf, Op.cit hlm. 1.
Slot Machines Near Me - JDH Hub
BalasHapusSearch 김포 출장안마 for Slot 하남 출장안마 Machines Near Me in your 군산 출장샵 favorite places at JDH's 충주 출장샵 near you in your search 광주 출장안마 for best shopping. Slots; Slot Machines